Se3njata Tradisional jawa Barat

02.53 Unknown 0 Comments

Senjata Tradisisonal Jawa Barat
 
Senjata Tradisional merupakan perkakas yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia pada masa lalu. Senjata tradisional yang biasanya dibuat dari bahan yang ditemukan dari alam ini biasanya dipergunakan sebagai alat pertahanan diri / perlindungan dari serangan musuh atau binatang buas. Selain itu senjata tradisional juga dipergunakan sebagai alat untuk kegiatan berladang maupun berburu. Pada saat ini senjata tradisional lebih berfungsi sebagai identitas suatu bangsa yang menjadi khasanah dan kekayaan budaya. Tak hanya itu, bahkan senjata tradisional juga memiliki falsafah yang tersirat dibalik fisiknya sebagai senjata / perkakas.
Senjata tradisional Jawa Barat banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bahkan salah satu senjata tradisional Jawa Barat yaitu kujang, menjadi simbol khas daerah Jawa Barat. Dan berikut ini adalah senjata tradisional yang berasal dari Jawa Barat :

1. Senjata Tradisional Jawa Barat - Kujang


Kujang adalah senjata tradisional dari Jawa Barat yang bentuknya unik dengan panjang sekitar 20 - 25 cm. Bahan pembuat kujang adalah dari besi, baja dan bahan pamor (baja putih yang ditempatkan pada bilah keris dan sebagainya). Pertamakali mulai dibuat pada abad ke 8 - 9, namun demikian ada beberapa pihak yang menyatakan kemungkinan bahwa kujang telah dipakai sebelum itu yang didasarkan pada kemungkinan teoritis terhadap bentuk kujang itu sendiri.
Senjata kujang ini merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.

Dilihat dari bentuk dan ragamnya, kujang dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
  1. Kujang ciung (kujang yang bentuknya menyerupai burung ciung)
  2. Kujang jago (kujang yang bentuknya menyerupai ayam jago)
  3. Kujang kuntul (kujang yang bentuknya menyerupai burung kuntul)
  4. Kujang bangkong (kujang yang bentuknya menyerupai bangkong (kodok))
  5. Kujang naga (kujang yang bentuknya menyerupai ular naga)
  6. Kujang badak (kujang yang bentuknya menyerupai badak); dan 
  7. Kudi (pakarang dengan bentuk yang menyerupai kujang namun agak “kurus”). 
 Sedangkan, apabila dilihat dari fungsinya kujang dapat pula dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
  1. Kujang sebagai pusaka (lambang keagungan seorang raja atau pejabat kerajaan)
  2. Kujang sebagai pakarang (kujang yang berfungsi sebagai senjata untuk berperang);
  3. Kujang sebagai pangarak (alat upacara); dan 
  4. Kujang pamangkas (kujang yang berfungsi sebagai alat dalam pertanian untuk memangkas, nyacar, dan menebang tanaman).
Kujang yang tergolong lengkap umumnya terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
  • Papatuk atau congo, yaitu bagian ujung yang runcing yang digunakan untuk menoreh atau mencungkil; 
  • Eluk atau siih, yaitu lekukan-lekukan pada badan kujang yang gunanya untuk mencabik-cabik tubuh lawan; 
  • Waruga yaitu badan atau wilahan kujang; 
  • Mata yaitu lubang-lubang kecil yang terdapat pada waruga yang jumlahnya bervariasi, antara 5 hingga 9 lubang. Sebagai catatan, ada juga kujang yang tidak mempunyai mata yang biasa disebut sebagai kujang buta; 
  • Tonggong, yaitu sisi tajam yang terdapat pada bagian punggung kujang; 
  • Tadah, yaitu lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang; 
  • Paksi, yaitu bagian ekor kujang yang berbentuk lancip; 
  • Selut, yaitu ring yang dipasang pada ujung gagang kujang; 
  • Combong, yaitu lubang yang terdapat pada gagang kujang; 
  • Ganja atau landaian yaitu sudut runcing yang mengarah ke arah ujung kujang; 
  • Kowak atau sarung kujang yang terbuat dari kayu samida yang memiliki aroma khas dan dapat menambah daya magis sebuah kujang; dan 
  • Pamor berbentuk garis-garis (sulangkar) atau bintik-bintik (tutul) yang tergambar di atas waruga kujang. Sulangkar atau tutul pada waruga kunjang, disamping sebagai penambah nilai artistik juga berfungsi untuk menyimpan racun

You Might Also Like

0 komentar: